Topdeh

Bisnis Dahsyat tanpa modal

Sebelum terlambat.

Malam itu, 3 minggu yang lalu aku membawa pekerjaan pulang. Ada rapat umum yang sangat penting besok pagi dengan para pemegang saham. Pada saat aku memeriksa pekerjaan, Reza putriku yang baru berusia 2 tahun datang menghampiri, sambil membawa buku ceritanya yang masih baru. Buku baru bersampul hijau dengan gambar peri.

Dia berkata dengan suara manjanya, "Papa lihat !"
aku menengok kearahnya dan berkata, " Wah, buku baru ya ?"
"Ya Papa!" katanya berseri-seri, "Bacain dong !"
"Wah, Ayah sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh", ujar ku dengan cepat sambil mengalihkan perhatiannya pada tumpukan kertas di depan hidungnya.

Reza hanya berdiri terpaku disampingku sambil memperhatikan. Lalu dengan suaranya yang lembut dan sedikit dibuat-buat mulai merayu kembali: "Tapi mama bilang Papa akan membacakannya untuk Reza". Dengan perasaan agak kesal aku menjawab: " Reza dengar, Papa sangat sibuk. Minta saja Mama untuk membacakannya."
" Tapi Mama lebih sibuk daripada Papa, "katanya sendu. " Lihat Papa, gambarnya bagus dan lucu." " Lain kali Reza, sana ! Papa sedang banyak kerjaan." jawabku.

Aku berusaha untuk tidak memperhatikan Reza lagi. Waktu berlalu, Reza masih berdiri kaku disebelahku sambil memegang erat bukunya. Lama sekali aku mengacuhkannya.

Tiba-tiba Reza mulai lagi: "Tapi Papa, gambarnya bagus sekali dan ceritanya pasti bagus! Papa pasti akan suka." " Reza, sekali lagi Ayah bilang: Lain kali!" dengan agak keras saya membentaknya.

Hampir menangis Reza mulai menjauh, "Iya deh, lain kali ya Papa, lain kali." Tapi Reza kemudian mendekatiku sambil menyentuh lembut tanganku, menaruh bukunya dipangkuanku sambil berkata : " Kapan saja Papa ada waktu ya, Papa tidak usah baca untuk Reza, baca saja untuk Papa. Tapi kalau Papa bisa, bacanya yang keras ya, supaya Reza juga bisa ikut dengar." saya hanya diam.

Kejadian 3 minggu yang lalu itulah sekarang yang ada dalam pikiranku. Aku teringat akan Reza yang dengan penuh pengertian mengalah. Reza yang baru berusia 2 tahun meletakkan tangannya yang mungil di atas tanganku yang kasar mengatakan: "Tapi kalau bisa bacanya yang keras ya Pa, supaya Reza bisa ikut dengar."

Dan karena itulah aku mulai membuka buku cerita itu dari tumpukan mainan Reza di pojok ruangan. Bukunya sudah tidak terlalu baru, sampulnya sudah mulai usang dan koyak. aku mulai membuka halaman pertama dan dengan suara parau mulai membacanya.
Aku sudah melupakan pekerjaan yang dulunya amat sangat penting. Aku bahkan lupa akan kemarahan dan kebenciannya terhadap pemuda mabuk yang dengan kencangnya menghantam tubuh putrinya di jalan depan rumah.
Aku terus membaca halaman demi halaman sekeras mungkin, cukup keras bagi Reza untuk dapat mendengar dari tempat tidurnya..

" Lakukan sesuatu untuk seseorang yang anda kasihi sebelum terlambat, karena sesal kemudian tidak akan ada gunanya lagi.... Lakukan sesuatu yang manis untuk orang-orang yang kamu kasihi dengan waktu yang anda punya......."


Terimakasih_telah_membaca.
Hope you are well and plz do take care
www.efisulaiman.co.cc

Wassalaamu'alaikum

Tidak ada komentar: